
Foto: Keyboardis Ungu, Gatot Kies, meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada Senin pukul 18.00 WIB. (Instagram @gatzkeyz)
DewanDistorsi.com, Jakarta – Dunia musik Indonesia kembali kehilangan salah satu talenta terbaiknya.
Gatot Kies, keyboardis dari grup musik Ungu, meninggal dunia pada Senin (2/6/2025) pukul 18.00 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Pria kelahiran 1974 itu berpulang pada usia 51 tahun, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, rekan musisi, dan para penggemar.
Kabar kepergian Gatot dikonfirmasi langsung oleh adik kandungnya, Indri Setyaningsih, saat prosesi pemakaman di TPU Layur Penggilingan, Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Selasa (3/6/2025).
Menurut Indri, sang kakak meninggal akibat pecah pembuluh darah, yang diduga kuat berkaitan dengan tekanan darah tinggi.
“(Penyebab meninggal) pecah pembuluh darah,” ujar Indri singkat kepada awak media.
Gejala Awal: Sakit Kepala yang Diabaikan
Indri bercerita bahwa Gatot sempat mengeluhkan sakit kepala dan pusing beberapa waktu lalu. Namun, karena tidak tinggal serumah, Indri mengaku tidak tahu persis seberapa serius kondisi kakaknya.
Ia menduga Gatot sempat mengetahui memiliki tekanan darah tinggi, tetapi tidak rutin mengonsumsi obat atau mungkin tidak terlalu mengindahkan kondisinya.
“Dia memang suka pusing, tapi enggak cerita soal darah tinggi. Mungkin dia tahu, tapi enggak rajin minum obat,” ungkap Indri.
Bolak-Balik Rumah Sakit Sebulan Terakhir
Dalam satu bulan terakhir, Gatot diketahui dua kali masuk rumah sakit. Pertama kali, ia masih sadar dan bahkan minta sendiri untuk dirawat.
Setelah seminggu perawatan, Gatot diperbolehkan pulang.
Saat itu dokter menyarankan CT scan, namun ia menolak.
Tak lama setelah itu, Gatot kembali mengalami kondisi kritis.
Ia sempat pingsan usai berbincang dengan temannya, bahkan dilaporkan sempat kejang sebelum dilarikan ke rumah sakit.
Setelah kejadian tersebut, Gatot dirujuk ke ICU RSPAD Gatot Subroto untuk penanganan intensif.
“Dia sempat sadar pas masuk rumah sakit, terus hilang kesadaran lagi. Kami langsung bawa ke RSPAD,” ujar Indri.
Operasi Pertama Berhasil, Tapi Kondisi Memburuk
Selama dirawat, Gatot menjalani operasi pertama dan sempat menunjukkan tanda-tanda membaik.
Ia kembali sadar, walaupun belum bisa banyak berbicara.
Tim medis merencanakan tindakan lanjutan berupa pemasangan selang makan (NGT), namun sebelum itu dilakukan, tekanan darah Gatot kembali melonjak.
Situasi ini memperburuk kondisinya.
Pembuluh darah di otaknya kembali pecah, dan Gatot harus menjalani operasi kedua dalam kondisi tidak sadar.
“Rencana mau tanam selang ke kerongkongannya. Tapi tensinya naik tinggi, pembuluh darah pecah lagi. Pas operasi kedua itu Mas Gat udah enggak sadar, dan akhirnya meninggal saat proses operasi,” tutur Indri dengan mata berkaca-kaca.
Kepergian yang Meninggalkan Luka Mendalam
Sebagai bagian dari band Ungu, Gatot Kies telah memberi kontribusi besar dalam membentuk karakter musikal grup tersebut.
Meski tak selalu tampil di garda depan seperti vokalis, sosoknya dikenal sebagai pemegang elemen harmoni yang kuat dalam aransemen lagu-lagu Ungu.
Kepergian Gatot tentu menyisakan duka, bukan hanya bagi keluarga, tapi juga untuk penggemar musik Indonesia yang telah mengikuti perjalanan karier Ungu selama lebih dari dua dekade.
Selamat jalan, Mas Gatot Kies. Karyamu akan terus hidup dalam hati para pendengar. (BAS)